Berempati terhadap Sesama

By. Hermiza Akmal

MAN 3 Kota Padang Panjang

Rutinitas pekerjaanku sebagai ibu rumahtangga, sebelum subuh di atas meja sudah ada hidangan makan pagi suamiku. Selesai kami shalat subuh berjama’ah, suamiku langsung menyantap hidangan yang sudah ada karena jam 05.30 setiap harinya beliau harus berangkat dinas ke luar kota yang berjarak lebih kurang 55 km dari tempat kami berdomisili, Kota Padang Panjang.

Senangnya hatiku bisa melepas suami bekerja dalam kondisi kampung tengahnya sudah diisi, supaya staminanya terjaga dan pekerjaan beliau di kantor berjalan dengan lancar. Sekalipun hari sabtu dan minggu beliau libur, tetap saja makan pagi adalah kebiasaan yang selalu berlangsung.

Suamiku yang diamanahi sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok lebih dari tiga tahun, semenjak 23 Januari 2017, otomatis Aku sebagai Ibu Ketua DWP Kemenagnya seperti yang pernah Aku lakoni sewaktu suamiku berdinas di Kemenag Kota Padang Panjang. Aku bersama-sama ibu-ibu DW (Dharma Wanita) membuat schedule organisasi DW untuk satu tahun ke depan, pelaksanaannya setiap jum’at kedua setiap bulannya.

Salah satu di antara yang selalu diagendakan adalah kunjungan ke panti asuhan yang ada di kabupaten Solok yang menjadi wilayah kekuasaan suamiku. Sudah tiga panti asuhan yang kami kunjungi, yaitu Panti Asuhan Bukit Kili, Panti Asuhan Padang Belimbing, dan terakhir Panti Asuhan Jorong Batu Bagiriak Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Sumatera Barat.

Ketika kami berkunjung dan melihat langsung kondisi anak-anak panti yang kekurangan gizi dan kondisi asramanya yang memang seadanya, bahkan ada yang tidur 2 orang dalam 1 tempat tidur karena terbatasnya bantuan yang ada, membuat hati kami miris.

Di setiap kunjungan ke panti, terakhir ke Panti Asuhan Jorong Batu Bagiriak Kenagarian Alahan Panjang Jum’at, 8 November 2019 kami selalu mengadakan acara temu ramah dengan anak-anak panti dengan tujuan memberikan motivasi kepada mereka plus sumbangan.

Aku sampaikan kepada anak-anak panti itu bahwa Aku bersama ibu-ibu DW dari kemenag kabupaten Solok sangat senang bertemu mereka. Yang memotivasi untuk bersilaturrahmi adalah Pertama, Teringat hadis Nabi kita Muhammad SAW, yaitu HR. Bukhari dari Sahal Bin Sa’ad yang berbunyi:

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian Beliau Saw mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah Beliau serta agak merenggangkan keduanya.

       Hadis Rasulullah Saw ini menjanjikan surga yang posisinya sangat dekat dengan Nabi kita untuk siapa saja yang berpartisipasi dalam memperhatikan anak-anak yatim, mungkin merawat, memelihara, menanggung biaya hidup, pendidikan, membimbing dengan bimbingan Islami, baik dalam hal ‘aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalah dengan sesama, dan lain sebagainya. Kedua, Islam sebagai agama yang mengusung nilai-nilai keadilan, tidak menghendaki adanya pengabaian terhadap keberadaan anak yatim. Ananda semua adalah aset umat yang harus dipelihara dengan sebaik-baiknya serta harus mempunyai masa depan yang baik.

Aku sampaikan pula beberapa pesan kepada mereka. Pertama, Belajarlah dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil, namun jika sekarang bermalas-malasan, nanti akan memanen kegagalan. Kedua, Tetaplah menjadi hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur, dengan cara melihat orang-orang yang kondisinya lebih parah atau lebih susah daripada ananda, sebagaimana sabda Rasul (HR. Muslim dari Abu Hurairah) yang berbunyi “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik agar tidak meremehkan nikmat Allah atas kamu.”(HR. Muslim dari Abu Hurairah). Ketiga, Jalin hubungan yang harmonis dengan Allah melalui ibadah shalat, puasa, dan zikir-zikir lainnya. Keempat, Patuhilah aturan yang dibuat oleh bapak dan ibuk pengurus panti, jika ananda melakukan kekhilafan dan kesalahan, lalu dinasehati, senanglah ananda bila diberi nasehat. Kelima, Bergaullah dengan teman yang baik agar tidak terjerumus ke hal yang tidak diridhoi Allah karena teman juga sangat menentukan sukses tidaknya di masa mendatang.

Aku menyadari betapa beratnya beban anak-anak panti itu dalam menggapai cita-cita mereka. Sangat terasa ketika Aku merenung jika dibandingkan dengan anakku yang mendapatkan kasih sayang dan  fasilitas yang cukup dalam menutup ilmu, jika anakku berhasil, itu adalah hal yang biasa, tetapi ketika anak-anak panti itu sukses nanti, itu prestasi yang luar biasa.

Semoga Allah mengetuk hati orang-orang yang diberi kelapangan rezki untuk mau “berempati terhadap sesama”, mau berbagi bahagia dengan orang-orang yang berkekurangan, di antaranya anak-anak yang sedang diasuh di panti-panti asuhan. Dan semoga partisipasi untuk meringankan beban mereka, diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah Swt. Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin...

Padang Panjang, 02 April 2020

#Tantangan Gurusiana (hari ke-3)